Kawan. Disni adalah masa yang paling berat. Asli. Saya yakin anda
pernah mengalami ini. Teman, kawan lama, relasi bisnis, client semuanya
menjauh. Meninggalkan anda dalam kegelapan. Mencampakkan Anda terpencil tanpa
perbekalan. Bahkan untuk satu waktu orang yang paling dekatpun (serasa)
menjauh. Betul?
Jangankan mengurusi bisnis yang morat-marit menenangkan hati saja
tidak bisa. Pengennya keluar, kabur, lari dari kenyataan dan mengakhiri hidup na udzu billah (Ya Allah jauhi dari
perbuatan itu). Kawan. Jika anda perah mengalami ini atau sedang mengalami ini.
Sabarlah. Kuncinya berfikir realistis. Gunakan senjata andalan Anda yang paling setia dan paling dekat. Yaitu hati
anda. Apa Iya orang-orang mencemoohkan ku? Apa iya istriku sudah tidak
menghargaiku? Apa Iya saya sudah tidak punya wibawa lagi? Bagi perempuan yang
sedang membaca bagian ini. Mari kita coba pahami cara berfikir laki-laki cara
berfikir suami mu. Sesungguhnya, Ia butuh perlindunganmu dan dukunganmu. Butuh
kasih sayangmu lebih dari biasanya. Bingung apa yang harus dilakukan. Semua
serba salah. Malu dan dicemooh (meski kenyataannya tidak se-lebay itu)
bercampur aduk jadi satu. Pada tahap-tahap tertentu pertengkaran hebat pun
terjadi. Akibatnya bisa dibayangkan. Merugikan semua pihak. Termasuk anak.
Maaf saya ingin bercerita tentang peranan perempuan (khususnya
istri) dalam kondisi laki-laki seperti ini. Saya akan flashback jauh dari saat
ini. Ketika wahyu Pertama diturunkan di Gua Hiro, Makah. Rasulullah mengalami
tekanan psikologis yang sangat berat.
Saking berat nya tekanan itu Beliau menggigil dan minta diselimuti
sekujur tubuhnya. Istri Rasulullah Khadijah binti Khuwailid menyelimuti dan memeluknya
dengan segenap kasih sayangnya. “Khadijah tahukan engkau kenapa aku gemetar?”.
Tak kunjung menjawab Rasulullah berujar. “Sesungguhnya aku khawatir terhadap
diriku”. Khadijah lekas menjawab. “Tidak! Bergembiralah! Demi Allah, Allah sama
sekali tidak akan membuat anda kecewa. Anda seorang yang bersikap baik kepada
kaum kerabat, selalu berbicara benar, membantu yang lemah, menolong yang
sengsara, menghormati tamu, dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran”.
Ucapan Khadijah cukup menenangkan dan membuat lega Rasulullah.
Cerita tentang perempuan hebat
terjadi ketika pada masa-masa sebelum kemerdekaan. Itu menimpa bapak
Proklamator kita Bung Karno. Suatu ketika Kusno nama panggilan Soekarno sudah
tidak tahan dengan derita yang Ia alami. Tapi apa yang dikatakan Ibu Inggit,
istrinya. “Soekarno tegakkan dirimu, ingat cita-citamu”. Kata-kata itu mujarab
mampu membangkitkan semangat Soekarno. Coba Anda bayangkan jika tidak ada
dukungan dari istrinya. Mungkin saja Indonesia tidak merdeka tahun 1945. Atau
mungkin hari ini kita masih dijajah. Dukungan Ibu Inggit tidak sampai situ.
Kesibukan Soekarno sebagai pelajar dan aktivis kemerdekaan tidak lagi sempat
lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan keterampilannya Ibu
Inggit membuat bedak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Perjuangan Ibu
Inggit harus diuji lagi ketika Soekarno dipenjara. Ia berjalan 10 Kilometer
untuk menemui Soekarno dan menyelipkan buku-buku serta berita perkembangan
politik diluar penjara. Perjuangan luar biasa, bagi perempuan. Atas cintanya
dan kepeduliannya terhadap cita-cita suaminya ia rela menjalani semua itu.
Hasilnya juga luar biasa Ibu Inggit mampu mengantarkan orang besar itu sampai
di pintu gerbang. Gerbang sukses besar yaitu Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Kok sampe pintu gerbang? Betul kawan dengan Ibu Inggit, Soekarno tidak
dikaruniai anak. Maka atas dasar itu Soekarno menikahi Fatmawati. Mengenai
detil cerita ini silahkan Anda cari referensi tentang kiprah Ibu Inggit. Sekali
lagi yang saya ingin tekankan adalah kiprah perempuan dibelakang suami ketika
dalam keterasingan, suasana mental down, situasi sempit. Ini adalah lahan subur
untuk beribadah bagi seorang istri.
Dari dua peristiwa diatas sengaja saya menekankan ini pada posisi
dan peranan seorang istri. Sebagai belahan jiwa suaminya. Garwo dalam bahasa
Jawa, Sigaring Nyowo (sigar=belah, nyowo=nyawa ). Bagimana para perempuan, Siap menjadi teman
suami mu?
Gan aku kan belum menikah?
Masa harus curhat sama istri tetangga. Hallah...lebay amat. Datangi Ibumu. Ibu
kamu juga perempuan bukan? Minta Ridho dan do’anya.
Kembali lagi ke masalah awal. Keterasingan dari kondisi yang ada.
Siapapun itu. Kunci utamanya adalah diri anda sendiri. Tidak ada orang lain
yang bisa membantu tanpa keterbukaan Anda, tidak ada yang bersedia mengulurkan
tangan. Jika anda tetap berpikiran negatip. Berikut langkah-langkah
mengembalikan semangat anda pada titik semula;
1.
Realistis. Pada kondisi seperti
ini anda menjadi orang yang super sensitif. Semua dikira memojokkan anda. Semua
dikira mencemoohkan anda. Apapun yang anda pegang jadi sial. Setop berfikir
seperti itu. Berfikir lah realistis. Tetangga memarkir mobil baru depan rumah
Anda. Anda pikir mau pamer, seolah mau bilang “Nih, gua udah kebeli mobil. Mana
usahamu yang lo bilang” . Bukan kawan. Ia betul-betul mau parkir depan rumah Anda
karena mungkin ada yang ketinggalan atau hal lain. Yang ga perlu Anda tahu.
Inti berpikir realistis ini adalah tanyakan kepada hati Anda. Saya yakin hati
Anda tidak akan bohong. Apa Iya ia berbuat seperti itu?
2.
Terbuka. Bicara secara terbuka
pada pasanganmu. Istrimu. Apa masalahnya. Istri anda bukan ahli nujum yang tahu
hanya dari tatapan mata Anda. Jelaskan masalahnya. Tidak usah takut istri Anda
akan melecehkan/ mencemoohkan Anda. 100%
saya yakin istri anda akan mendukung anda. Ga percaya? Coba aja. Sampai tahap
ini mintalah kepada pasangan Anda menyebutkan niat anda, keinginan Anda dalam
doa-doa nya. Bila perlu keinginan Anda ditulis dalam kertas dan minta bacakan
setelah solat, ” Ya Allah mudahkan usaha suami saya mengerjakan…..”. Terserah bunyi doa nya bebas-bebas saja. Yang penting
komunikasikan keinginan Anda pada istri Anda.
3.
Minta pertolongan dan petunjuk
pada yang Kuasa. Sempatkan berdo’a lebih lama dari biasanya. Utarakan niat Anda.
Sampaikan keluh kesah Anda. Cari waktu yang pas untuk utarakan niat itu.
Misalkan sholat malam. Bangun malam jangan hanya “pipis”. Usahakan ambil air
wudhu. Curhat saja diwaktu sholat. Keluarkan unek-unek Anda. Sampaikan
kesulitan Anda. Minta pertolongan dan petunjuk dari yang maha Kuasa. Kuasa atas
apapun.
4.
Ridho orang tua. Secepatnya kunjungi
orang tuamu. Bersukur yang masih punya orang tua lengkap. Ibu dan Bapak. Bawa
makanan yang dia suka. Bicaralah pada Ibumu. Keluarkan unek-unek mu. Mintalah
berdo’a persisi seperti Anda meminta do’a pada istri Anda. Mintalah Ridho nya.
Karena memang Ridho Allah ada pada Ridho kedua orang tua. Ingat kawan jika Tuhan telah Ridho apapun
yang Anda minta akan diberikan. Seperti Anda meminta apapun dari orang tua
Anda. Apapun selagi ada orang tua pasti akan mengabulkan.
5.
Silaturahmi. Langkahkan segera kaki
Anda untuk bersilaturahmi. Berkunjung dan bertemu dengan kawan-kawan. Kembangkan senyum pada kawan-kawan lama Anda.
Carilah inspirasi khusus kawan-kawan Anda yang telah lebih dulu Anda anggap
sukses. Kesampingkan bahwa kawan Anda akan mencemoohkan Anda. Jika memang itu
terjadi jangan ambil pusing. Sekali lagi berpikir realistis. Berpikir positif.
Ambil hikmah. Toh itu adalah penilaian yang cukup berharga. Pemicu anda untuk
lebih cepat lagi keluar dari keterasingan. Tapi saya pastikan itu sangat
langka. Alih-alih anda akan diberi proyek dari kawan lama Anda.
6.
Selesaikan semua urusan. Pada
kasus tertentu Anda mungkin memiliki
banyak urusan dengan orang-orang atau perusahaan yang dulu bekerjasama dengan
Anda. Satu kata dari saya. Selesaikan. Hadapi semua masalah. Jangan pernah
lari. Jika masalah itu hutang. Datangi
orang yang memberi hutang atau kantor dimana Anda meminjam uang. Minta
perpanjangan waktu atau re-negosiasi hutang. Saya yakin perorangan atau
perusahaan memiliki kebijakan itu. Itu akan memberi kelonggaran buat Anda.
Pastinya akan memberi ruang untuk bernafas lega dan memiliki waktu lebih
panjang untuk melunasi. Prinsip saya hutang adalah hutang. Wajib dibayar.
Semoga langkah-langkah diatas mampu keluar dan meninggalkan
keterasingan yang anda alami. Berfikir positif dan realistis untuk keluar dari
keterasingan. Mintalah petunjuk yang maha Kuasa.